Sarjana Apa Dek ? S. Tol, Bang!

                      Oleh: pdgsgk
Mimpiku yang ku bawa dari rumah sudah tercapai hari ini. tamat tepat waktu dengan memuaskan. Menamatkan diri dari kampus ternyata bukan lah hal yang susah. hari ini pelataran birek sudah dipenuhi orang orang dengan pakaian wisuda dan toga di kepala. Orang tua sudah menunggu di luar. Kawan kawan sudah pada sibuk mencari dimana. Hari ini, hari dimana mimpiku tercapai. Tamat dan satu tugas telah tercapai. Tidak sia sia.

Tukang foto dengan sibuknya menawarkan jasa foto wisuda dengan gayanya masing masing. Banyak yang tergiur, banyak juga yang melewatinya. 
Berbeda denganku, aku mengunjungi papan wisuda yang dijaga oleh kawan dekatku. Tentu sebagai kawan kita harus saling mendukung. Ku lambaikan tanganku dan dia menyambut dari jauh. Baiklah, kami berfoto dengan keluarga dan kawan kawan. Jeprekk, jeprekk. Foto jadi dan kita pulang.

Di rumah, tak luput acara syukuran dilakukan, kawan kawan datang kerumah dan keluarga dari berbagai wilayah berkunjung. Mengucapkan selamat, mengucapkan harap. Arsik-arsik di depan mata sudah menggiurkan meminta di lalap. Entah kapan ucapan selamat ini berakhir pkirku. Baiklah. Acara sudah selesai. Tinggal makan. 

Hari ini, segala sesuatunya yang terjadi adalah kebahagiaan. Hari ini segala sesuatunya yang terjadi adalah kenangan indah. Kekasih hadir dengan pakaian terindahnya mendampingiku. Orang tua cengar-cengir melihat tingkah kami berdua bak kekasih tak terpisahkan. Selentingan mereka meneriaki, udah cocoklah kalian!

*
Hari itu berlanjut. Orang orang masih mengucapi selamat. Orang tua masih bangga dengan status baru sebagai orang tua yang gigih menyekolahkan anak tanpa lelah. Orang tua bahagia hari ini, walaupun dalam bayangnya masih terbayang harga yang dia bayar untuk itu, hutang!
Tetapi semua memang sudah terbayar. Anaknya menjadi sarjana sekarang. Akupun ikut bahagia, melihat mereka bahagia. Untuk sementara aku tidak terbebani apapun. Tidak dengan tugas kuliah ataupun kesibukan organisasi. Hari ini kugunakan waktku untuk bermalas malas. Kucoba untuk mengingat ingat ke masa lalu mengenai proses kuliah yang ku lalui. 

Empat tahun lalu, aku ujian masuk SBMPTN dan diterima di salah satu Universitas ternama di Medan. Tidak ada yang sulit. kemudian hari hari kuliah kulalui dengan baik, pergi penelitian kesana kemari. Mengerjakan tugas dengan baik, pengeluaran memang agak mencekik, tetapi itu mudah bagiku, aku tinggal menelpon ke kampung. Urusan selesai. 

Terus berlanjut aku juga mengikuti organisasi yang dalam benakku masa itu akan berguna, selain menambah ilmu, tentu untuk menambah kawan. Terbukti aku saat itu sangat mengenal banyak orang. Bedebat di sana sini. Berkelana dengan penuh ambisi bahwa selama mahasiswa aku harus eksis.
Eksistensi itu berlanjut saat aku juga menamai diriku menjadi agent of change, berfikir bahwa aku bisa mengubah keadaan yang di alami oleh masyarakat. Ikut demo tentang semuanya, baik politik ataupun uang kuliah. Masa masa indah itu, kubanyangkan terus menerus. Saat di kejar kejar polisi ataupun harus bersembunyi karena ketakutan di tangkap. Aku pun geli membayangkannya.
Bayangan ini berlanjut pada proses menulis tugas ilmiah. Menulis dengan penuh ambisi dan idealisme, bahwa suatu saat tulisan ini berlanjut. Aku akan menulis dan menjadikannya buku. Dan tiba lah bayanganku pada saat terakhir, wisuda. Dan buyar saat di panggil orang tua, jangan tidur saja. Cari kerja!

*
Tak lama setelah itu, beban baru sudah menghantui pikiran. Cari kerja. Cari kerja. Cari kerja. 
Terbayang bayang selalu, kebahagiaan masa lalu hilang. Idealismeku hilang. Cita citaku hilang. Tidak berguna. Saat aku mahasiswa berfikir akan mengubah dunia, sekarang aku hanya bisa bermimpi mengubah diriku. 

Ku cari pekerjaan, di tolak, untuk mandiri aku tak sanggup. Selama ini kupikir semuanya gampang. Selama ini kupikir idealisme ku terjaga. Selama ini, kebahagiaan yang ku alami semu. Kemudian sekarang aku hidup dalam ilusiku.
Saat di tanya sarjana apa, ku jawab sarjana ***tol.
Aku sudah stress!

Posting Komentar

0 Komentar