Cerita dari Gedung Arca: Serba-serbi Museum Nasional Jakarta



Penulis: Wahyono Martowikrido
Pengantar: S.J.H. Damais
Penerbit: Kundika & Masup Jakarta, 2005
Tebal: 162 halaman

Buku ini merekam perjalanan sejarah Gedung Arca, nama julukan Museum Nasional Jakarta yang pernah populer tempo doeloe, dalam pelbagai dimensi. Bukan saja asal mulanya, rupa-rupa koleksinya lengkap dengan tips-tips mengenali keaslian benda-benda kuno, tetapi juga kisah-kisah para pengurus dan pengunjungnya yang heroik, unik, lucu dan menyedihkan. Membaca buku ini dapat dirasakan bahwa museum itu bukanlah seperti yang bertahun-tahun belakangan ini dicitrakan, yaitu suatu tempat yang ganjil dan membosankan.

Gedung Arca Museum Nasional Jakarta, Tempatnya Jejak Sejarah Indonesia, Museum Nasional atau Museum Gajah merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi sejarah Indonesia. Terletak di Jl. Medan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat. Ia bersebelahan dengan kantor Kementerian Pertahanan RI. Museum Gajah berada di kompleks Medan Merdeka, maka ia masih berada dalam kawasan sekitaran Monumen Nasional (Monas).

Langkah mula pendirian Museum Nasional adalah berdirinya perkumpulan ilmiah Belanda yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) pada 24 April 1778. Kemudian salah seorang pendirinya, J.C.M. Radermacher, menyumbangkan rumahnya di kawasan Kali Besar (kira-kira di sekitar Tambora, Jakarta Barat) untuk tempat penelitian. Thomas Stamford Raffles yang pernah menguasai Jawa kemudian memindahkan koleksi tersebut ke sebuah bangunan di Jl. Majapahit no. 3 (sekarang kompleks Sekretariat Negara) karena bangunan di Kali Besar sudah tidak mampu menampung koleksi-koleksi. Pada tahun 1862, pemerintah Hindia Belanda kembali memindahkan museum ke lokasi saat ini. 

Museum Nasional disebut pula dengan Museum Gajah karena di halaman museum terdapat patung gajah pemberian raja Siam (Thailand) Chulalongkorn (Rama V). Rama V menyerahkannya pada tahun 1871 ketika ia mengunjungi Museum Nasional. Raja Siam terkesan dengan koleksi-koleksi museum hingga berinisiatif untuk memberikan hadiah sebagai bentuk persahabatan antar kedua negara. Maka patung gajah-lah yang menjadi hadiah sekaligus bukti persahabatan antara Siam dan Hindia Belanda (Indonesia).

Posting Komentar

0 Komentar