Di ruang tunggu ini tidak ada yang menyeruput kopi. Apakah ada kopi di ruang tunggu lain? Tentu ada. Tapi bukan di sini. Kutengok sepanjang koridor, penjual minuman dan makanan menawarkan dagangannya kepada orang-orang yang tengah menunggu. Tak ada yang menawarkan kopi.
Masih lamakah aku harus menunggu?
Aku mau kopi, jadi teman di ruang tunggu. Ayolah. Aku mau kopi yang disediakan di ruang tunggu. Aku mau kopi yang dijajakan para penjual di koridor. Aku mau menghirup aroma kopi selama menunggu.
Baiklah, setidaknya dokter yang kutemui nanti memakai parfum beraroma kopi. Gayo wine, atau Sarongge natural.
Di ruang tunggu.
Aku membeku.
(Pandan, 03102020)
#30harimenulistentangkopi
0 Komentar