BUKU dan KEMERDEKAAN BERPIKIR


Sungguh terngiang ungkapan Wiji Thukul oleh saya dalam sepotong sajaknya: 
"Apa guna punya ilmu tinggi
Kalau hanya untuk mengibuli
Apa guna banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu."
Secara. Sepotong sajak ini adalah tamparan telak mengenai orang yang mengaku berilmu namun minim akal budi. Terpelajar tetapi tak mau belajar: norma dan kesopan santunan. Sekaligus sebuah kemarahan sebab kemerdekaan berpikir direnggut oleh pembungkaman sejumlah pemangku kepentingan. 
Membahas soal lain. Tentang kedai kopi bernama 'Literacy Coffe' milik Om @jhonfawersiahaan. Terletak dibelakang kampus ITM Medan. Awal tertarik ketika melihat postingan seorang kawan: @makcau86. Kemudian saat saya di Kota Medan, saya langsung dibawa ke kedai ini. Kedai yang nampak tak seperti kedai kopi pada umumnya. 
Memang. Ini kedai sedang tidak menonjolkan keindahan nan menarik banyak pelanggan, namun hendak mengumpul para intelektual. Begitulah ucap Om Jhon,  Sekedar minum kopi yang tak basa-basi, alias penuh diskusi. Bahkan para mahasiswa terhitung sudah banyak pula yang merampungkan skripsi. Di sini, kedai kopi yang tak menarik anak kekinian: yang duduk lalu hening dalam gawai masing-masing. 
Di Literacy Coffe yang dijelaskan oleh Om Jhon bahwa ia lebih menonjolkan esensi literasi. Terlihat, terpampang, dan nampak jelas. Buku-buku yang memenuhi rak kedai ini, betul-betul milik pribadi beliau dengan terkhusus kategori buku 'Sumatera'. Bahkan di sini pula, saya banyak sekali mendapat ilmu, wawasan dan pengetahuan baru. Pada kesempatan, saya dapat bersua dengan salah seorang wartawan kompas, senior Asosiasi Dokumenteris Nusantara, dan bang @parsigalapang SASUDE. 
Kembali saya hendak mengutarakan bahwa, membaca buku berarti kemerdekaan berpikir. Untuk lebih berani menuangkan ide dan gagasan dengan landasan sesuai data, bersikap kritis dan bijaksana. Dan sebelum saya ke Aceh, di kedai inilah saya membaca sekilas sejarah Aceh di buku "Aceh Sepanjang Abad" karya H. Mohammad Said-- terdapat dua jilid-- untuk setidaknya mengetahui sedikit banyak sejarah gemilang Atjeh. 
Catatan : Langkah Pelana

Posting Komentar

0 Komentar