Jadi apa?" atau "Mau buat apa?"

Oleh: Hermansyah Putra Sibarani
Apa sih seni? Untuk apa belajar seni? Pertanyaan demikian sering kali kita jumpai ditengah masyarakat. Seseorang yang bergelut dengan seni mungkin sering mendapat pertanyaan yang demikian. Namanya manusia tentu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, namun bagi sebagian orang itu suatu hal yang wajar-wajar saja.

Dewasa ini banyak beranggapan belajar seni itu sangat susah, seni sangat erat kaitannya dengan bakat. Jika seseorang yang tidak memiliki bakat terhadap seni tentu saja tidak akan menghasilkan karya yang bagus. Namun sesungguhnya setiap manusia yang lahir telah memiliki besik seni, kita hanya mengasah apa yang telah kita miliki. 

Namun ada satu pertanyaan yang pernah muncul yang membuat pikiran terus bertanya pada diri sendiri sebagai pelaku seni, pertanyaan yang pernah membuat perasaan seperti pecundang, "mau jadi apa kalo sekolah seni?,  banyak seniman yang hebat tetapi biasa-biasa aja dan tetap miskin?".  Proses berpikir atas pertanyaan tersebut melelahkan kepala. Seni adalah karya cipta, ekspresi jiwa manusia yang mengandung nilai-nilai keindahan yang dapat membuat perasaan seseorang menyenangkan. Jika kita olah secara sederhana, seni adalah karya cipta tapi kenapa datang pertanyaan "sekolah seni mau jadi apa?". 

Kadang muncul pertanyaan terhadap sebuah pertanyaan, pertanyaan untuk orang seni bagaimana sih?  "Mau jadi apa?" Apakah itu pertanyaan yang cocok?, Bukankah jadi diri dendiri itu lebih mengasyikkan?. Apapertanyaan sesungguhnya pada seseorang yang sekolah dibidang seni?. Pengen sekali dapat pertanyaan  "Mau buat apa?".  Seniman adalah seorang pencipta, yang pada awalnya memiliki ide dan diproses didalam kepala dan diekspresikan menjadi sebuah karya pada media yang bisa dinikmati khalayak banyak. Dalam hal tersebut sangat sulit untuk menentukan dan memposisikan tempat bagi seseorang yang sekolah dibidang seni dan sangat mudah bagi mereka menemukan ide dan mengekspresikannya untuk bisa kita nikmatin.

Hal demikian tidak dapat kita pungkiri dalam realita kehidupan seperti saat ini, dapat kita lihat sekolah di luar negeri seperti italia, amerika dan prancis banyak pelajaran mengenai seni, siswa sekolah tidak hanya diajarkan bagaimana mengetahui nilai keindahan dari sebuah karya seni, baik itu patung, lukis, grafis dan seni-seni yang lain namun mereka juga mengetahui latar belakang pencipta karya seni tersebut. Berbeda dengan di indonesia. 

Indonesia dikenal kaya dengan seni tradisi yang telah turun temurun kita miliki namun ditengah masyarakat sering kita dengar kata awam ataupun masyarakat awam. Tidak heran lagi jika hal tersebut terdengar, didalam kurikulum dinegara kita pendidikan tentang seni sangat minim dan bahkan ada sekolah yang sama sekali telah menghapuskannya.

Sesungguhnya peran anak-anak muda sangat penting untuk melestarikan kesenian yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.  Semua tidak dapat terlepas dari pendidik sebagai salah satu yang berperan memupuk untuk melestarikan kesenian bahkan mengembangkan potensi peserta didik untuk menciptakan suatu yang bernilai. Melalui pendidikan seni, anak didik dapat mengenal, mengetahui,memahami dan mencintai kesenian dan kebudayaan yang dimiliki serta yang tidak kalah penting, pendidikan seni dapt mempengaruhi karakteristik individu.

Mahasiswa penciptaan seni lukis Institut Seni Indonesia Padangpanjang.

Posting Komentar

0 Komentar