Kampung Ilmu di Surabaya sebagai Surga para Pencandu buku.


Oleh :  Muhammad Rizki Fauzin
Selain dijuluki sebagai Kota Pahlawan, Surabaya juga bisa dikatakan sebagai kota literasi,Itu bisa dibuktikan dengan banyaknya universitas-universitas yang bertengger di kota ini, Tapi bukan itu yang kita bahas kali ini,Kita akan membahas tentang kampung yang unik ini dimana para penghuninya menggantungkan hidup dengan berjualan buku. Kampung ini dijuluki sebagai “Kampung Ilmu” Yah.... bagi para pegiat literasi atau sekedar untuk mencari buku bacaan tempat ini cocok sekali untuk dikunjungi,Kampung ilmu ini menyediakan berbagai macam pilihan buku,Buku yang dijajakan antara antara lain : Novel, Komik, Buku Pelajaran, Sejarah, dll.
Kampung ilmu ini terletak di Kota Surabaya yang cukup padat dan strategis dekat Stasiun Pasar Turi, Lebih tetap alamatnya di Jl.Semarang No.55 Surabaya, Sejarah Kampung ilmu sediri dimulai dengan kebaradaan para PKL yang berjualan buku disepanjang Jalan Semarang, Menurut salah satu pemilik toko buku di Kampung Ilmu sekarang ini Ia menuturkan bahwa  Kampung Ilmu ini berdiri sejak tahun 70an yang diawali dengan para PKL yang berjualan di sepanjang Jalan Semarang, Dan pada tahun 2008 Pemerintah Kota Surabaya menertibkan keberadaan para PKL yang berjualan buku dengan membangun sebuah perkampungan yang dinamai dengan Kampung Ilmu sang kita kenal sekarang.
Buku yang dijajakan ini harganya tergolong amat murah sekali, Harga buku disini dibandrol dengan harga mulai dengan 15 ribu sampai dengan harga 50 ribu, pengolongan harga tersebut berdasarkana dengan besar kecil nya buku dan tebal tipisnya buku tersebut, Tetapi teman-teman perlu hati-hati dengan buku yang mau dibeli, Buku disana itu terdapat dua versi yaitu yang original dan yang bajakan, tentu kita berharap membeli buku yang original bukan? Tetapi  jangan khawatir sepanjang toko buku yang kujumpai disana itu para pedagangnya jujur untuk memberitahu yang mana yang original atau yang bajakan. Dikampung ilmu ini juga ada sangar yang terdapat ditengah kampung ini yang biasa dipakai anak-anak untuk berlatih tarian seperti Tari Remo dan Tari Jaipong yang bisa kita tonton saat hari miggu sore sembari menunggu senja melingsir, Disini juga terdapat kedai kopi yang bisa kita nikmati ditemani riuh pengunjung yang membeli buku dengan harga yang ramah dikantong dan fasilitas penunjang lainnya seperti toilet umum.

Mengenai buku-buku yang dijual, Buku-buku disini menurutku ada dua tipe yang pertama adalah adalah buku lawas dan buku baru, Kenapa aku golongkan karena yang teradapat beberapa perbedaan yang kentara yang sangat membingungkan dan menggangu sebelum itu aku beritahu apa yang dimaksud dengan buku lawas dan buku baru, Buku lawas yang ku maksud adalah buku yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya, Sedangakan buku baru adalah buku yang diterbitkan pada akhir ini dihitung sejak peluncurannya dipasaran, Kenapa dibedakan seperti itu karena dikampung ilmu yang saya amati bawasannya buku yang di kategorikan buku lawas ini rata-rata bukunya orisinil sedangakan buku baru yang ada di kampung ilmu itu rata-rata buku bajakan tetapi tidak semuanya ada berapa.

 Lagi-lagi tentang buku bajakan, Kenapa ini perlu karena pembajakan buku itu adalah salah satu bentuk kejahatan yang merugikan  baik penerbi dan juga penulis, Dengan membeli buku bajakan kita sebenarnya telah telah mengurangi semangat para penulis untuk meluncurkan karya-karyanya. Tetapi kita tidak bisa pungkiri sudah teterlalu banyak toko yang menjual buku bajakan, Kita hanya bisa membantu dengan mendukung karya sang penulis dengan cara membeli yang original. Tetapi sejauh yang saya amati di Kampung Ilmu di Surabaya ini para penjual buku ini bisa kita respect sedikit kejujurannya sebab Ia mau memberitahu mana yang original dan yang bajakan, Meskipun para penjual masih berjualan buku bajakan untuk menyambung kehidupan, Tetapi dilain sisi itu kita bisa merasakan sensasi hunting buku original dan bagus tentunya untuk kita nikmati dengan teliti.

Posting Komentar

0 Komentar