Mahasiswa Baru Ditengah Gempuran Apatisme

*Michael Sibarani
Sudah menjadi tugas dan tanggungjawab Mahasiswa untuk menjadi agen perubahan untuk orang orang disekitarnya dan social control dipemerintahan lingkunganya selain belajar diperguruan tinggi untuk mengejar cita cita, impian dan harapanya.

Namun belakangan ini sikap kritis Mahasiswa sudah semakin redup, menurun dan anjlok. Banyak mahasiswa baru yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan kampus yang mengakibatkan banyak mahasiswa yang tidak tau harus mengambil peran seperti apa yang cocok dengan dirinya.

Covid-19 memang banyak berpengaruh dalam menumbuhkan sikap kritis pada mahasiswa karena tidak adanya perjumpaan secara langsung yang mengakibatkan mahasiswa kurang dalam hal berkomunikasi dan menyampaikan pendapat secara langsung
Selain itu kurangnya pengetahuan akan pengenalan lingkungan kampus mengakibatkan mahasiswa banyak yang bingung dan tidak bisa beradaptasi dengan orang orang dan lingkunganya. Banyak juga mahasiswa yang terlena akan dunianya sendiri yang membuat dia apatis dan tidak mau tau menau soal dan permasalahan yang terjadi dilingkungan disekitarnya maupun kampus. 
Kesenangan didunia maya memang menjadi salah satu factor yang memprihatinkan karena mahasiswa asik bermain game dan lebih suka dengan komunikasi dan diskusi yang instan sehingga membuat mahasiswa malas untuk berduskusi dan berargumen secara langsung.
Sikap apatis ini tentu berdampak sangat buruk untuk kelangsungan mahasiswa yang seharusnya menjadi patron terdepan dengan sikap kritisnya untuk mengkritisi dan memperbaiki segala sesuatu yang tidak sesuai dan bertentangan dengan kepentingan umum.
Semakin tahun jumlah mahasiswa yang kritis baik terhadap kehidupan kampus, pemerintah, organsisasi dan masyarakat kisn merosot. Memang sampai dengan saat ini saya tidak memiliki data real akan tetapi bisa dirasakan sendiri dalam kehidupan kampus masing masing.

Semakin berkurangnya forum diskusi dikampus juga sangat mempengaharui dimana tidak ada lagi wadah mahasiswa untuk mengasah kemampuannya baik dalam hal berargumen, berdebat, dan berpidato. sehingga banyak mahasiswa sekarang ini yang berbicara bukan berdasarkan fakta dan bukti sehingga mudah termakan hoax dan berita yang belum pasti kebenaranya.

Selain itu karena kurangya forum diskusi ini juga banyak mengakibatkan matinya minat mahasiswa dalam hal Teknik menulis dimana yang kita ketahui Teknik menulis menjadi hal yang sangat penting dan bisa menjadi momok yang menyeramkan Ketika dirangkai sedemikian rupa. Teknik menulis juga menjadi hal yang penting karena akan sangfat berguna baik dalam perkuliahan maupun setelah menamatkan perkuliahan. Tentu dengan mempelajari Teknik menulis akan mempermudah kita dalam pengerjaan tugas tugas dikampus seperti makalah, jurnal, skripsi, dll. Dan setelah menamatkan kuliah juga  kita bisa memiligh menjadi seorang penulis.

Peran senior disini sangat perlu untuk menghimpun mahasiswa baru dan mengarahkan dan menempah sikap kritis terhadap mahasiswa baru tanpa harus mengarahkan untuk masuk ke salah satu organisasi karena senior menganggapya penting. Tidak perlu biarkan mahasiswa menemukan minat dan bakatnya dimana dan dengan sendiri sikap kritis itu akan tumbuh dibantu dengan dorongan semangat oleh seniornya.

Namun realita yang terjadi memang berbeda. Senior hari ini lebih bersifat otoriter dan selalu ingin menang sendiri tanpa memperhatikan sember daya yang ada pada kader dan mahasiswa baru. sikap arogansi senior juga membuat mahasiswa baru terkesan malas dan tidak tau apa yang didapat Ketika berorgasisasi. Tentu hal ini sangat berpengaruh ditambah lagi dengan semakin berkurangnya kualitas program dan kegiatan organsasi itu sendiri sehingga tidak ada feedback yang didapatkan mahasiswa baru Ketika berorganisasi.

Selain tingkah laku senior program dan kegiatan organsisasi juga harus dirubah lebih kreatif dan tidak monoton sehingga timbul mahasiswa untuk berorgansisasi apalagi organisasi Gerakan tentu sikap kritis akan tumbuh dan teman teman ya yang lain juga akan memiliki minat untuk berorganisasi.
Namun belakangan ini program kampus banyak memberatkan mahasiswa Ditambah lagi ruang lingkup kampus yang kian hari semakin dibatasi dan semakin dipersempit geraknya untuk mengeksplor dirinya untuk tumbuh menjadi orang orang yang kritis dan idealis. Ditambah lagi bahan kuliah yang kian hari kian tidak relevan dan terkesan ketinggalan jaman.

Kampus seharusnya menjadi rumah yang nyaman bagi mahasiswa untuk mengeksplore dirinya menjadi orang yang sesuai dengan fashion dan keinginannya. Bukan malah menjadi pekerja yang harus terstuktur dan terkesan seperti robot yang sudah tersistematis sedemikian rupa. Seperti kata Soe Hok Gie 
“Bidang seorang sarjana adalah berfikir dan mencipta yang baru, mereka harus bisa bebas dari segala arus masyarakat yang kacau. Tapi mereka tidak bisa terlepas dari fungsi sosialnya. Yakni bertindak demi tanggung jawab sosialnya, apabila keadaan telah mendesak. Kaum intelejensia yang terus berdiam di dalam keadaan yang mendesak telah melunturkan semua kemanusiaan”

*Anggota GMKI Komisariat UHN medan, mahasiswa fakultas teknik prodi mesin UHN medan.

Posting Komentar

0 Komentar