TAK ADA GANJA DI LERAMAHUA, KAMI BERGANJA KE BELANDA: SEBUAH KISAH INSPIRATIF UYEYE

Oleh: Panurirang Pargapgap


Di kuburan dekat rumah Paroki Bin Ayayamayaa, tak ada mayat yang tak dilinting ketat. Tak mengenal jenis kelamin, lintingannya sama. Kamu tahu lintingan yang sama tak berarti dilinting orang yang itu-itu saja. Lain tempat, lintingannya tak berbeda. Begitu kira Maradung bercerita ke teman-temannya yang diajari melinting daun ganja. Di tempat asal Marudung, ganja katanya legal. Saya tak percaya cerita Marudung.

Lain lagi cerita Samaya Wayaya, teman Marudung yang datang belakangan. Tak ada mayat yang dilinting, mayat dikafani. Masa melinting pakai kain, lagian lintingan macam apa yang tak dirokoi. Sia-sia sekali. Saya suka Samaya Wayaya, gampang dicerna omongannya.

Kami di Gang Leramahua sering kedatangan tamu seperti Marudung dan Samaya Wayaya, sekedar berganja atau hanya tukar tambah pot bunga. Kebanyakan yang datang dari luar kota dan Belanda. Pot bunga kami ada cap halalnya.

Pot bunga kami sangat bagus untuk menanam ganja, walau kami tak pernah mencoba, tapi begitulah cerita teman-teman dari Belanda. Jangankan menanamnya, bentuk tumbuhan ini saja kami tak pernah melihat langsung. Marudung yang mengajari melinting tadi pun sebenarnya bukan melinting daun ganja seperti yang dipikirkan pembaca, yang dilinting tadi tembakau biasa. Marudung hanya mengajarkan melinting kalau-kalau ada yang dari Gang Lemahua pergi ke Belanda untuk mencicipi ganja.

Pun begitu dengan orang-orang yang datang ke Gang Lemahua bukan untuk berganja yang sebenarnya, di sini kami hanya merokok dengan tembakau entah apa-apa saja yang biar keren sedikit kami sebutlah ganja. Tak ada ganja di Leramahua, tak ada ganja di sini, yang ada hanya aku-kau-dia-mereka yang bercinta lewat tembakau yang kami linting dan kami opor seperti orang yang berganja di Belanda. Kami mulai melakukan ini sejak mendengar cerita dari teman-teman Belanda tentu saja.

Entah untuk apa semua ini, yang penting pot bunga kami laku beberapa. Beberapa lainnya tentu ditukar dengan pot lainnya dan kami dapat uang juga karena pot kami ada cap halalnya dan tentu saja kami tak menukar pot kami dengan pot lainnya begitu saja, tapi mereka tetap harus membayarnya. Itulah arti “tambah” dalam tukar-tambah pot bunga yang ada cap halalnya.

Menguasai bisnis pot bunga sangat menarik, tak ada orang yang berkekurangan di Gang Leramahua. Bisnis pot bunga menjadi andalan kami di sini. Kami juga sering diliput orang-orang dari televisi. Sewaktu diliput kami selalu bercerita tentang orang-orang dari Belanda, terutama cerita Marudung yang kemudian dibalas Samaya Wayaya dan pot bunga bercap halal kami yang dijadikan pot untuk menanam ganja di Belanda.

Hasil liputan ditayangkan dan tak pernah ada cerita tentang dua teman dari Belanda dan pot bunga yang jadi pot ganja di Belanda. Menyebalkan. Kejadian ini berulang.

Kami kecewa karena tak ada cerita tentang Samaya Wayaya dan Marudung. Ketika Marudng datang lagi kami diajarkan untuk merekam pakai kamera dan mengeditnya. Setelah itu Samaya Wayaya mengajarkan kami untuk menyiarkannya di internet. Keren sekali. Apa yang kami inginkan tayang dan tersiarkan, kami pun dapat uang.

Sekarang Gang Leramahua punya dua bisnis yang mendatangkan uang. Kalau dari pot bunga tak ada yang kekurangan di Leramahua, dari video-video kami di internet kami bisa pergi ke Belanda untuk berganja. 

Posting Komentar

0 Komentar