LITERACY COFFEE ( MAZHAB JALAN JATI )



LITERACY COFFEE (MAZHAB JALAN JATI)
Oleh: AT Arief*
Disebutkan namanya Literacy Coffee yg sejak dua tahun lalu dibangun seorang muda Jhon Fawer Siahaan di kawasan stadion Teladan, tepatnya Jalan Jati II (dua) Medan. Bermula ketekunan Jhon mengoleksi buku bacaan dan arsip terutama mengenai ke-Sumatra-an melalui Institut Sumatera, sebuah lembaga kajian yg ia dirikan. Ya, dunia literasi adalah sebuah pilihan jalan bagi anakmuda ini.
Seiring waktu, Jhon berniat mendirikan satu situs persebaran wacana literasi hingga berdirilah LITERACY COFFEE pada 17 Juli 2017. Tak kurang dari 3000-an eksemplar buku (terbitan lama dan terbaru) berjejer rapi pada rak di ruang tengah kafe-buku ini. Sembari menikmati kopi nikmat, kita boleh membaca koleksi buku tersedia. Bukan itu saja, setiap orang pun boleh registrasi diri agar dapat pinjam dan bawa buku ke rumah.
Namun, bukan tentang itu yg menjadi penekanan di sini. Sebab, deskripsi dan ulasan mengenai tempat ini sudah sangat sering dipublikasikan, baik media tingkat lokal maupun media televisi nasional. Bukan itu, kalau soal popularitas, sudah pastilah itu..hehe..
Satu hal menarik adalah konsistensi Literacy Coffee menyediakan ruang diskusi publik di sini. Hampir tiap minggu, diselenggarakan diskusi dengan berbagai tema dan menghadirkan narasumber dari pelbagai latar belakang. Diskusi diinisiasi pihak luar maupun oleh Literacy Coffee sendiri. Tak ketinggalan pula, pertunjukan seni turut dihadirkan di ruang ini.
Tak jarang, tema diskusi mengundang kontroversi bagi kalangan tertentu, sebab tema sering didekati dari perspektif alternatif bila belum bisa dikatakan avant garde. Apalagi di tengah minimnya budaya literasi (sebagaimana dirilis berbagai pihak) masyarakat kita kebanyakan, tema tertentu tak jarang lebih disikapi pro-kontra/hitam-putih, disemarakkan prasangka rumor dan gosip. Tantangan sosial semacam ini, justru tak menggoyahkan kuda-kuda Literacy Coffee. Gerakan kultural menyemarakkan nalar-literatif ala Literacy Coffee terus berjalan.
Lalu, dari sekian banyak pembuktian, salah satunya adalah keterlibatan sosial (social-involving) berbagai pihak berjalinkelindan dengan Literacy Coffee. Apakah sebagai anggota klub baca, inisiator diskusi, pembicara, seniman, peserta diskusi atau pengunjung minum kopi rutin. Bahkan di suasana liburan Hari Raya Idul Fitri 1440 kali ini, beberapa teman hadir sukarela bergotongroyong merenovasi tempat ini. Tentu tak berlebihan bila akumulasi ini disebut Gerakan Literasi yg terejawantahkan pluralitas wujud.
Dari penggambaran singkat ini, bolehkah kita mengidentifikasi gagasan dan aktivitas sosial Literacy Coffee sebagai sebuah mazhab? Mazhab Jalan Jati.
*Pendiri Sekolah Estetika
Link Youtube koleksi dokumentasi diskusi rutin Literacy Coffe: https://www.youtube.com/channel/UC4Xh8-LIvq4p4f5CezYwnQA)
______________
Dian Manik Jems
https://youtu.be/V67KxwXfZLY

Posting Komentar

0 Komentar