MENUJU MALAM

Puisi : Camelia Asmawiyah
Diam-diam
Kurakit rindu dalam aksara yang perlahan membiru
Diksi-diksi tertata rapi, menyusuri garis tepi hati yang semakin penuh dengan rasa ingin memiliki
Doa-doa panjang pun terucap indah, dipenghujung senja
Ingin saja rasanya, kuakhiri kisah sederhana ini, menjadi sebuah kisah sakral indah dalam catatan sejarah
Ingin saja kuumumkan pada dunia, tentang sosok sederhana yang telah membawaku berjalan jauh, menemukan kata UTUH
Juga ingin sekali kuceritakan padamu, betapa berartinya dirimu dihidupku
Seutuhnya, mata ku tak lagi mampu beralih pada wajah baru yang kutemui
Sebab, kamu sudah cukup indah untuk kukagumi
Lebih dari sekedar cinta, ku mendoa agar kelak aku dan kamu segera menjadi kita
Bahumu memberikan nyaman, menentramkan luka-luka parah yang perlahan terlupakan
Tangisan itu kini berubah, menjadi tawa gembira  yang takkan terlupa Menemukanmu dan ditemukan olehmu adalah anugerah terindah yang pernah ada
Dengan bangga, kuabadikan potret dirimu yang utuh, dalam cahaya pagi menuju senja yang teduh
Gelap terang, tak jemu kupandang
Senyum tulus yang menenangkan
Penuh kejutan, disetiap perjalanan
Untuk pertama kalinya , sajak ini kutulis dengan sungguh
SUNGGUH , kini aku teramat takut kehilanganmu
TAKUT, jika sewaktu-waktu  perbedaan ini yang mengakhiri
TAKUT, jika pada akhirnya bukan aku yang kamu pilih
TAKUT, jika semuanya perlahan berubah dan meninggalkan kita begitu saja
TAKUT, jika pada akhirnya aku dan kamu menjadi asing, seolah-olah tak pernah bertemu
Aku menakutkan semua hal itu, termasuk dirimu.
Malam itu, 
Langit pekat tanpa sekat
Bintang-bintang perlahan pergi menghilang
Memberikan sedikit ruang, untuk kita saling berbincang
Bercengkrama dengan mesra, dan melupakan semua hal yang pernah melukai kita
Kusandarkan kepalaku dibahu terhangatmu
Kuresapi dingin yang perlahan memelukku
Semua masih tentangmu
Kembali bercerita, 
Tentang bagaimana pertemuan sederhana yang terjadi pada kita?
Berkeluh kesah, akan doa yang selalu tercurah
Inginku sederhana, berdua menghabiskan usia dan menua bersama, hingga maut memisahkan kita

Posting Komentar

0 Komentar