INDONESIA BERDAMAI? NEW NORMAL LIFE?

Foto Pasar Murah di salah satu kota di Sumut


Apa kabar saudaraku sebangsa dan setanah air? Bagaimana perasaan anda selama dikarantina di rumah saja? Apakah kebutuhan kalian masih tercukupi? Apakah kondisi kalian masih sehat-sehat saja? Sudah mulai bosan bahkan sudah mau gilakah dengan karantina ini? Sudah hampir tiga bulan kita menjalani karantina di rumah saja guna mencegah penularan Covid-19 yang sampai sekarang masih saja ganas memakan korban. Up date data terbaru kasus Covid-19 pada tanggal 20 Mei 2020 di Indonesia yaitu, positif Covid-19 sebesar 19.189, sembuh sebesar 4.575, korban meninggal 1.242 jiwa. 

Angka penularan virus ini masih saja tinggi seperti kita lihat data korban positif Covid-19 jumlahnya naik yaitu 693 jiwa. Kenapa angka korban positif penularan virus masih saja tinggi? Mungkin saja hal itu terjadi karena masih banyak saudara kita sebangsa dan setanah air yang belum disiplin dalam mengkarantinakan diri sendiri juga belum paham mengenai protokol  beraktivitas di luar rumah selama pandemi ini. Kurangnya kedisiplinan dan pemahaman saudara-saudara kita di negeri ini apakah disebabkan karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah baik pusat dan daerah atau memang warga negara Indonesia ini yang merasa kebal dan menganggap virus ini adalah hal yang sepele. Upaya pemerintah saat ini bisa kita apresiasi karena sudah banyaknya pembagian masker gratis yang dilakukan pemerintah yang mana kita tahu pada awalnya masker sangat sulit dicari dan harganya yang melambung tinggi. Bukan itu saja pemerintah juga berhasil menormalkan kembali harga handsanitizer dan disenfektan yang sebelumnya sempat mengalami kelangkaan sehingga harganya juga ikutan melambung. 

Selain itu pemerintah kita juga sudah mulai gencar melakukan rapid test di beberapa wilayah untuk mengantisipasi penularan virus ini. Ada baiknya kita juga harus memberikan apresiasi dan dukungan untuk pemerintahan kita agar mereka tetap bersemangat dalam bertugas. Jangan hanya dikritik saja tetapi beri mereka sedikit kebanggaan agar terus semangat sebab tidak semua orang-orang di pemerintahan berhati busuk pasti masih ada yang berhati mulia. 

Namun ada juga beberapa hal yang saya lihat dimasa pandemi ini pemerintahan kita tidak terlihat kompak, kurang tegas dan peraturan yang plin-plan. Seperti peristiwa kumpulan massa di acara penutupan McD Sarinah Mall, bandara yang kembali dibuka dengan berbagai alasan, sistem pembagian sembako yang membuat kerumunan, pelarangan mudik yang tidak jelas bahwa yang tidak boleh mudik adalah orangnya namun transportasinya boleh bergerak. Hal-hal nyeleneh ini tentu saja membuat masyarakat bingung dan sedikit geram dengan regulasi yang berubah-berubah, tidak tegas bahkan tidak kompak. Mungkin ini yang membuat masyarakat kita semakin tidak disiplin menjalani karantina dan kurang disiplin melaksanakan prosedur beraktivitas di luar rumah. 

Akhir-akhir ini semakin banyak masyarakat kita yang sudah berani beraktivitas diluar tanpa memakai masker dan handsanitizer dikarenakan ketidak tegasan regulasi. Apalagi tingginya kegiatan aktivitas diluar rumah oleh masyarakat kita juga disebabkan dimana mereka harus mencari nafkah demi menyambung kehidupan dimasa pandemi ini, sebab sudah rahasia umum bahwa penyaluran bansos di berbagai daerah di negera kita tidak merata bahkan timpang, masih banyak oknum-oknum yang berani dan tega bermain di situasi seperti ini. Rasa  bosan dan stress masyarakat kita juga menjadi dorongan untuk berani beraktivitas diluar rumah dan sudah mulai tidak mempedulikan pyshcal distancing seperti berkumpul di cafe dan mall yang heboh belakangan ini. 

Baru-baru ini juga ada kabar di tengah masyarakat kita bahwa akan diberlakukannya relaksasi PSBB tapi belum tahu kapan pasti waktunya. Kabar ini semakin gencar mencuat setelah ada pernyataan dari Presiden Joko Widodo bahwa kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu kedepan sampai ditemukannya vaksin yang efektif. Tentu saja kabar ini menjadi kisruh di tengah masyarakat kita, ada yang pro dan kontra dengan pernyataan dan keputusan pemerintahan ini. Ada yang berpendapat langkah ini akan mengakibatkan angka kasus akan melonjak tinggi, ada juga yang menganggap bahwa negara kita sudah menyerah dengan situasi ini sehingga muncul berbagai hastag di berbagai media sosial belakangan ini seperti #indonesiaberdamai, #indonesiaterserah, #indonesiamenyerah. 

Tidak sedikit juga ada yang pro terhadap pernyataan dan keputusan pemerintah, mereka menilai bahwa ekonomi negara sudah harus bangkit sehingga masyarakat bisa tetap beraktivitas diluar demi memenuhi kebutuhannya, namun harus tetap mematuhi prokol kesehatan Covid-19 yang sudah ditentukan oleh pemerintah.  

Selain pernyataan Indonesia berdamai dengan Covid-19 kini muncul lagi istilah yang tidak kalah heboh yaitu New Normal Life. Menurut berbagai sumber yang saya baca bisa didefinisikan bahwa New Normal Life adalah perubahan perilaku sosial dan budaya untuk menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambahkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Ada beberapa syarat yang sudah ditentukan oleh WHO (World Health Organization) menuju transisi The New Normal Life, yaitu pemerintah negara bisa membuktikan bahwa transmisi virus corona sudah dikendalikan, rumah sakit atau sistem kesehatan tersedia untuk mengidentifikasi, menguji, mengisolasi, melacak kontak, dan karantina pasien, resiko penularan wabah sudah terkendali terutama di tempat keramaian, langkah pencegahan di lingkungan kerja seperti menjaga jarak, cuci tangan dan etika saat batuk dan bersin serta mengimbau masyarakat untuk berpartisipasi dan terlibat dalam transisi the new normal. Protokol kesehatan juga harus dipatuhi ketika New Normal Life dilakukan seperti selalu memakai masker kemanapun, rajin mencuci tangan/memakai handsanitizer, jangan menyentuh wajah dan hidung sebelum mencuci tangan, terapkan etika batuk dan bersin yang benar, jaga jarak satu meter, isolasi mandiri ketika merasa kurang sehat dan rutin mengkonsumsi makanan bergizi. 

Setelah mengetahui sedikit mengenai New Normal Life, apakah saudara-saudari sekalian yakin bahwa pemerintah dan masyarakat kita mampu menerapkan sistem  ini di negara kita? Yakinkah kita akan masyarakat kita disiplin untuk melakukan protokol kesehatan ketika diluar rumah? Sanggupkah pemerintah dengan sistem kesehatan sekarang menekan angka kasus Covid-19 ketika New Normal Life diterapkan? Betulkah ekonomi negara kita akan bangkit jika diterapkan New Normal Life tersebut? Menurut saya pribadi negara kita belum mampu melakukan New Normal Life dengan protokol kesehatan yang cukup ketat. Kita tahu rata-rata masyarakat kita soal dalam hal kedisiplinan masih kurang apalagi kurangnya ketegasan dari pemerintah dalam menindak setiap pelanggaran PSBB di saat ini. Pemerintah kita juga belum kompak dalam menangani kasus Covid-19 ini dengan berbagai keputusan yang berubah-ubah dan plin-plan. Mungkin saya rasa pemerintah kita takut dianggap terlalu otoriter jika tegas menertibkan rakyatnya yang lebih pandai mengkritik daripada bersolusi. Saya hanya berharap juga bahwa pemerintah kita tidak dikontrol oleh Oligarki yang merasa bisnis/ekonominya terancam jika PSBB terus dilakukan sehingga menuntut untuk diberlakukannya New Normal Life diterapkan agar kegiatan ekonomi mereka bergulir kembali. 

Kemampuan sistem medis kita juga saya rasa belum bisa memadai jika ingin menerapkan New Normal Life, yang sebagaimana kita tahu kita masih belum meiliki alat tes yang cukup banyak, pengecekan tes yang belum masif, kurangnya tenaga medis, masyarakat susah diajak bekerjasama untuk dites dan dikaratina oleh pemerintah. Belum diberlakukannya New Normal Life saja sudah banyak dan semakin tinggi angka kasus Covid-19 di negara ini dan saya takut semakin banyak memakan korban bila diterapkan karena masyarakat kita yang kurang disiplin dan tidak baiknya kerjasama antar pemerintah dan rakyatnya. 

Menurut saya sistem New Normal Life ini muncul karena beberapa negara yang dinilai cukup sukses mengatasi/menurunkan angka kasus Covid-19 dengan sistem lockdown yang sangat ketat rata-rata dalam kurun waktu satu bulan. Tentu dengan keberhasilan tersebut mereka bisa menerapkan sistem New Life Normal di negaranya masing-masing saat ini. Seandainya kemarin negara kita juga mengikuti sistem negara yang sukses dengan lockdownnya maka kita bisa juga merasakan New Normal Life yang aman tanpa rasa kekhawatiran seperti sekarang ini. Mungkin memang banyak pertimbangan pemerintah pusat sehingga tidak melakukan lockdown seperti ekonomi yang lumpuh yang ditakutkan negara kita tidak bisa bangkit, banyak oknum yang bermain terutama di bagian bansos ketika penerpan lockdown dan untuk menghindari kerusuhan diberbagai daerah karena ketidakmampuan negara dalam memenuhi seluruh kebutuhan rakyatnya saat lockdown. Memang disituasi seperti ini semua elemen masyarakat harus bersatu dan bisa bekerjasama dengan pemerintah agar kasus Covid-19 di negeri ini bisa cepat terselesaikan. Sia-sia sudah sepertinya kita yang telah menjalani karantina selama hampir 3 bulan ini dengan hasil yang tidak memuaskan dikarenakan ego kita. Indonesia bukan berdamai, tetapi Indonesia sudah menyerah dan Indonesia sudah terserah.

Penulis : Novenra Purba (nopenpurba_) 
Foto diambil ketika antrian pasar murah di salah satu kota di Sumatera Utara


Mohon Bantu Subscribe Kanal YouTube Kami

Posting Komentar

0 Komentar