Aku dan Kopi (3)

*Aishah Basar
Berapa lama aku tertidur? Hentakan nyeri di bahu membangunkanku. Tenanglah bahuku. Usah meradang. Sini, kupijat lembut engkau dengan sebelah tanganku. Tenang ya.  Nah, begitu. Sebentar lagi kau akan kuat kembali. 
Uh, lapar. Ingin makan. Habis makan, ngopilah. Tapi aku tak bisa bangkit. Terkulai. Tertusuk jarum infus. Di tanganku banyak bekas tusukan. Susah sekali menemukan titik urat yang dapat mengalirkan cairan infus ke tubuhku. Wahai urat-uratku yang halus. 
Lapar. Ingin makan. Habis makan, ngopi. Aku penikmat kopi. Ingat, tak boleh ngopi sebelum makan. 
Syukur ada yang masuk ke ruanganku. Dokter, perawat, dan teman hidupku, disusul oleh petugas pengantar makanan dan obat, dosis sekali minum. Setelah diperiksa sana sini, dokter dan perawat keluar. Tinggal kami berdua.
Kapan boleh pulang?
Kalau belum bisa besok, lusa, Sayang.
Dua hari lagi ya?
Insyaallah sayangku.
Dua hari lagi tanpa kopi.
Kopi tubruk, espresso, dan teman-temannya menari-nari di kepalaku.
(  Pandan, 04102020)

#30harimenulistentangkopi

Posting Komentar

0 Komentar