Tulisan Solony Blegur :
17 agustus 1948 Presiden sukarno mengundang Musso dan Amir syarifudin orasi di alun-alun DIY memperingati HUT RI yang ke-3.
19 september PM ke-3 Moh Hatta menyerbu madiun dan terjadilah perang saudara, pecahan pasukan panembahan senopati yang dibubarkan (divisi 3) dan pasukan pemerintah kebanyakan dari divisi siliwangi yang hijrah ke jateng dampak dari perjanjian renville.
Buku putih TNI AD mencatat akibat perang saudara "pemberontakan madiun" memgakibatkan 1/4 peralatan tempur indonesia hancir dan 1/4 pasukan dan laskar-laskar rakyat terbunuh.
Disaat persamaan waktunya terjadi agresi militer belanda yang kedua membuat belanda menduduki indonesia tanpa perlawanan berarti.
19 desember 1948 belanda menangkap pimpinan pemerintahan PM Hatta dan presiden sukarno di asingkan diluar jawa.
Sesudah amir syarifudin menjadi perdana menter (PM ke-2 RI, dari 3 juli-11 nobember 1947), niat amerika untuk menguasai indonesia tidak dengan menggunakan kekuatan sendiri (nabok nyilih tangan).
Amerika paham bahwa belanda bisa dipakai untuk menguasai indonesia.
Caranya, belanda dibuat berhutang budi dulu sama amerika, kalau sudah diberi hutang biasanya kepentingan politik dan ekonominya bisa di intervensi.
Dimasukkanlah belanda dalam program marshall plan, belanda dikasih bantuan untuk pemulihan ekonomi, tentaranya dikasih senjata-senjata buat menyerang kita, begitulah niatnya AS buat menguasai indonesia.
Ternyata yang dipakai AS buat menguasai kita tidak cuma belanda saja.
Amerika juga tahu, kalau di indonesia ada kelompok pro-imperialis, kelompok yang ideologinya masih mau bersekutu dengan kapitalis. Orang-orang seperti hatta, syahrir, soekiman, natsir, roem dan orang-orang yang setuju dengan Konfrensi Meja Bundar (KMB) itu semua pro imperialis.
Ada lagi kelompok yang masih mewarisi sisa-siasa feodalisme yang mau mempertahankan keberadaan dan keistimewaan kraton-kraton mereka dalam bentuk negara federal, dikenal dengan Biro Federal Overweeg (BFO).
Mereka semua antek-antek imperialis yang mau dipakai buat menggagalkan revolusi agustus 1945.
Antek amerika yang paling di senangi AS dan belanda itu moh.hatta.
Hatta itu besar sekali kesalahannya terhadap revolusi kita.
Dia orang terpenting yang dipakai oleh neo-imperialis amerika dan kerajaan belanda buat menggagalkan revolusi kita.
Sejak kuliah di belanda, perasaan anti komunisnya hatta itu kuat sekali.
Dia tidak disenangi oleh orang-orang pergerakan di belanda karena diq sangat kompromis.
Kompromi sama kapitalis, kompromi sama kolonialis-imperialis.
Kalau dilihat dari asal-usulnya, wataknya memang cocok sekali buat dipakai amerika dan belanda.
Hatta itu anak pedagang besar di minangkabau, yang namanya pedagang-pedagang besar pasti tidak suka dengan orang-orang kiri, tidak suka dengan kaum komunis.
Saat amir syarifudin menjadi PM, naik setelah menggantikan PM pertama syahrir.
Politik amir anti imperialis, hal ini ngak cocok dengan politiknya AS.
Amerika sudah mulai berbuat semaunya karena merasa kuat, mereka beranggapan kalau pemerintah indonesia sudah dipimpin orang komunis, negara di sekitar indonesia pasti terpengaruh komunis.
Jadi bung amir harus disingkirkan, harus dijatuhkan dengan segala cara.
Itu sebabnya sekitar 3 minggu setelah amir syarifudin diangkat menjadi PM ke-2 dan berkuasa, tentara belanda menyerbu indonesia, terjadilah class, agresi militer belanda yang pertama.
Jatuhnya amir syarifudin dari kekuasaan itu karena persekongkolan neo imperialis amerika, imperialis belanda dan orang-orang indonesia yang mau menjadi antek-antek imperialis.
Amir dijatuhkan lewat perundingan renville antara kita dengan belanda.
Catatan Martin L :
Jenderal Mayor Soesalit Djojoadiningrat. Anak satu-satunya RA Kartini.
Soesalit seorang perwira tinggi tentara yang dekat dengan Amir Sjarifuddin. Dia diangkat sebagai Panglima Divisi III menggantikan Jenderal Mayor Soedarsono yang terlibat Kup 3 Juli 1946. Karir militer Soesalit mentok pasca Peristiwa Madiun.
0 Komentar