MANUSIA HARI INI SUKA MAKAN PUPUK


aloha!!!!
Setelah menjalani rutinitas yang semu ini, aku melihat bahwa hari ini, kita selalu mengagungkan makanan-makanan cepat saji,makanan kekinian, atau makanan dalam bentuk apapun itu. Keresahan ini berangkat dari keingintahuan ku terhadap sumber pangan yang selama ini aku makan. Mulai mencari tahu adalah hal pertama yang bisa kulakukan. Aku memulainya dengan membaca artikel-artikel di internet. Keresahan ku semakin menjadi-jadi ketika tahu bahwa, sekarang lebih banyak varian pupuk kimia daripada jenis tanaman sayur yang beredar di pasaran.
Pupuk-pupuk kimia sudah menjelma menjadi partikel yang terkandung di dalam sayuran maupun sumber pangan lainnya. Misalnya saja, petani singkong pun sekarang menggunakan pupuk kimia agar tanah yang ia garap tetap gembur tanpa harus mencangkul. Padahal ketika petani paham bahwa tanah punya mekanisme tersendiri untuk menyehatkan "dirinya", petani hanya perlu kembali menghidupkan bakteri di dalam tanah untuk mendapatkan tanah gembur tanpa pupuk kimia!
Petani selalu dicekoki pupuk, pestisida, herbisida dan bahan-bahan lainnya yang menurut ku bukannya menambah tingkat kesuburan tanah melainkan hanya untuk menambah pundi-pundi rupiah korporasi besar dan membuat petani kecanduan terhadap produk-produk mereka. Aku percaya bahwa tanah adalah kehidupan, darinya aku makan, kamu makan, kita makan, semesta makan.
Tanah juga hidup!!! di beberapa film dokumenter aku melihat tanah yang harusnya produktif, menjadi lahan tandus yang candu terhadap pupuk. Kita selalu protes dengan sapi gelonggongan yang terus dipaksa minum air, tapi bukankah kita juga harus melihat bahwa sayuran kita juga di gelonggong dengan pupuk?
Sekarang kita juga telah melihat, benih-benih tanaman telah dimonopoli dan di patenkan. pada hakikatnya benih bukan milik siapapun! benih adalah milik bersama. Benih yang telah melewati rekayasa genetika adalah kejahatan. benih GMO (genetically modified organisms) tidak sopan pada alam semesta, benih yang seharusnya tumbuh secara terus-menerus dimodifikasi sehingga benih hanya bisa ditanam satu kali. Korporasi besar memonopoli petani kita, mereka memaksa petani untuk datang secara terus-menerus kepada mereka!
Dengan begitu banyaknya kegelisahan ini, aku mulai menanam sedikit sayurku agar aku dapat memastikan dari mana datangnya makananku, bagaimana bahan makanan ku di proses. Secara, Manusia harusnya malu dengan hadirnya bencana kelaparan di muka bumi. Lahan-lahan kosong adalah sumber kehidupan. Takkan ada lagi kelaparan ketika makanan menjadi makanan seutuhnya bukan menjadi komoditas yang didominasi oleh pemilik modal.
let's growing!
pace dimas.

Posting Komentar

1 Komentar