Sajak-sajak ini berasal dari keresahan saya. Tentang si orang paling kiri, mereka yang menyembah band-band diluaran sana, ormas fasis agamis, dsb. Jika ada yang merasa tersindir, i don’t fuckin’ care.
--Rizki N
(I)
Si kiri
Bualan revolusimu hanyalah sampah dapur!
Untuk apa kau berteriak seperti itu dan menyerukan untuk beraksi?
Kalau akhir dari prahara yang kau perbuat hanya menyebabkan pot bungaku rusak
Merasa dirinya paling tertindas
Dan menginginkan para borjuis mati;
Kapitalisme hancur.
Lalu sehabis itu apa?
Kau ini hanya iri bukan kiri
Bila kau merasa dirimu miskin,
berdirilah modal bukan hanya uang!
Takdir masih bisa diubah.
(Tanjung Priok, 2020)
(II)
Band
Paham betul sistem dunia
Kalian bela bagaikan Nabi
Aku sarankan ikuti saja ajaran spiritual band itu
Jadikan agama bila perlu
Menafsirkan dari ayat ke ayat;
Membongkar segala teori dari lirik
Album layaknya kitab suci;
Pedoman hidup manusia
Ayolah, aku ingin lihat kalian bersaksi dengan nama Tuhan kalian Yang Maha Indie
(Tanjung Priok, 2020)
(III)
Organisasi Masyarakat
Pakai baju agamis kalian!
Bersatu sebagai penindas bertameng agama
Ayo kita campur adukkan kata bangsat dengan ayat-ayat Tuhan
Tidak usah gentar, kita berada di jalan yang benar
Pahala besar menunggu kita di alam selanjutnya
Harus rajin-rajin membantai minoritas
Lupakan ayat-ayat Tuhan perihal toleransi
Akui diri kita sebagai utusan Tuhan di dunia dan seisinya
(Tanjung Priok, 2020)
(IV)
Pikiran pagi hari
Ayolah, kita nikmati hidup tanpa banyak tuntutan
Seorang idealis tidak harus menentang pemerintah terus menerus, bukan?
Oh iya aku lupa,
semua yang berbeda pandangan denganmu
kau cap apatis.
Sama saja kau dengan mereka,
cuma beda pengucapan saja
Ya, aku ‘kafir’ dimata si kiri
(Tanjung Priok, 2020)
Tentang penulis
Rizki Novriyan Ekaputra
Lahir 23 November 2004 di Jakarta. Menulis puisi. Masih SMP kelas 3 di SMPN
277 dan akan meneruskan bersekolah di SMK. Baru memulai menulis puisi di
blog nya sendiri.
Akun media sosial :
- Facebook : Rizki Novriyan
- Instagram : @rzkiinep
0 Komentar